TINTANUSANTARA.CO.ID, SAROLANGUN – Konflik berkepanjangan antara pihak PT.SAL dengan Suka Anak Dalam terus menerus tidak kunjung menemukan titik terang sehingga sampai menjadi isu secara nasional bahkan dimancanegara karena pihak perusahaan telah dituding merampas lahan ruang hidup para Suku Anak Dalam (SAD).
Konflik berkepanjangan ini tentu menimbulkan image yang tidak sedap bahkan sebagai potret buruk bagi daerah Kabupaten Sarolangun karena dianggap melakukan pembiaran sehingga tidak sedikit para pejabat negara dari Jakarta turun langsung ke Bukit Dua Belas yang menjadi tempat tinggal kelompok SAD. Turunnya sejumlah pejabat negara erat kaitannya dengan laporan yang dilakukan salah satu organisasi yang telah cukup dikenal dikalangan Anak Rimba.
Dua hari yang lalu komisioner Komnas HAM dan Wamen ART/BPN kembali meninjau dan bertemu anak rimba di desa Bukit Suban Kecamatan Air hitam, turunnya rombongan dari pihak Komnas HAM dan Wamen ART/BPN tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menindak lanjuti adanya Laporan yang di terima Komnas HAM sejak tahun 2019 lalu Sehingga dengan inisiasi Komnas HAM maka sejumlah Menteri para Anggota DPD turun untuk meninjau ke lokasi tersebut.
Terkait hal tersebut saat ini mulai muncul ditengah publik pro dan kontra terhadap kasus yang sedang bergulir ini karena para pihak yang merasa memiliki tempat tinggal di Kecamatan Air Hitam merasa tidak nyaman dengan tuntutan yang dilakukan pihak luar.
Hal ini di sampaikan oleh Tokoh Masyarakat SAD yang juga pernah menjadi temenggung yang tidak Asing dan cukup dikenal temenggung Tarif mengatakan pada sejumlah wartawan saat dia menghadiri pertemuan di kantor Bupati Sarolangun, menurut nya secara jujur tuntutan yang sedang di lakukan saat ini bukan dari asli kita warga SAD Kecamatan Air hitam tetapi mereka itu datang dari Terap, Kejasung, Makekal dan dari Singkut.
Namun ada satu dua orang saja dari Air Hitam itupun sekedar ikut ikutan ujar tokoh SAD ini yang telah bergelar H. Jailani pada sejumlah awak media Kamis 10/6/2021 di sampaikan oleh dia kita berharap agar pemerintah bisa sebaiknya menyelesaikan hal ini supaya di antara kita tidak terjadi konflik yang tidak kita inginkan.
“Jagan sampai kami ribut terjadi pecah belah terhadap sesamo Anak Rimbo kami berharap pado pemerintah jangan sampai karena hal ini selesai secara betul sehingga jangan sampai kami terjadi bebunuhan gara gara Iko sebut pak Tarif “.
Di paparkan Tarif untuk di ketahui “Kita dan temenggung di Air hitam tidak ada menuntut PT SAL, karena pihak perusahaan PT SAL ini telah cukup memperhatikan kita saat ini jika ada yang sakit lansung di bawah berobat hingga sehat, anak kita di kasih bea siswa untuk sekolah sampai ke jenjang yang paling tinggi selain itu sembako juga di kasih dri Pihak PT SAL kami asli di air hitam merasa telah terbantu dari PT SAL dan kami sangat Berteria kasih sekali”.
Dari kita merasa saat ini ada pihak lain yang sengaja menunggangi anak rimba ini karena selama ini kita aman aman bae maka sekali lagi kita berharap agar pihak pemerintah tidak tinggal diam selesaikan dan sisik siang dan teleti agar tidak ada perpecahan sesama diantara kita anak rimba karena kita asli Air Hitam telah selesai dengan PT SAL dan telah di kasih 50 kapling atas tuntutan kita dari Asli Air hitam dari saat ini mereka yang menuntut ini bukan dari air hitam melainkan dari terap Kajasung, Mekakal seragam dan Singkut ini kita minta agar pemerintah di atas harus ada Sisik siang agar kita tidak pecah belah dan saling bebunuhan sesama kami anak rimba gara gara pihak luar yang ikut campur yang punya tujuan lain ujar pak Tarip yang saat itu di dampingi temenggung Air hitam ngangkui dan berapa orang lainnya. (red)