TINTANUSANTARA.CO.ID, SAROLANGUN – Pemerintah Kabupaten Sarolangun melaksanakan kegiatan sosialisasi atas penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Raden Mattaher, Kamis (08/04/2021) yang berlangsung di Aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sarolangun.
Kegiatan sosialisasi dihadiri keluarga besar atau ahli waris dari Raden Mattaher bernama Ratumas Nina yang merupakan cucu dari Raden Mattaher di bumi Sepucuk Adat Serumpun Pseko untuk pertama kalinya.
Kedatangan ahli waris pahlawan nasional disambut langsung Sekretaris Daerah Sarolangun Endang Abdul Naser, Kadisdikbud Sarolangun Helmi, beserta Istri Ny Fatmawati Helmi, Sekretaris Disdikbud Murtoyo, Kabid PAUDI Zulhitmi, Kabid PMPTK Dian Sri Hayati, Kasi Kesenian Khusairi, serta jajaran Disdikbud Sarolangun dengan tari penyambutan dan pemberian bunga.
Kadis Dikbud Sarolangun, Helmi mengatakan bahwa Raden Mattaher dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden RI pada 10 November 2020 yang lalu di Istana Negara yang bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan.
“Raden Mattaher ini dari histori sejarah merupakan putra Sarolangun yang lahir didesa kasang Melintang, Kecamatan Pauh,” katanya.
Helmi juga menyebutkan diwilayah Provinsi Jambi, nama besar Raden Mattaher yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Namun meski demikian, kedepan masih diperlukan penjelasan lebih luas mengenai sejarah perjuangan Raden Mattaher yang akan disosialisasikan keseluruh sekolah dalam wilayah Kabupaten Sarolangun untuk dijadikan sebagai bahan ajar mata pelajaran sejarah.
“Setelah kegiatan ini, kami akan melakukan koordinasi dengan seluruh para kepala sekolah, korwil pendidikan untuk membahas dan mensosialisasikan pahlawan nasional Raden Mattaher ini,” katanya.
Sementara itu, Ahli Waris Raden Mattaher, Ratumas Nina mengatakan bahwa perjuangan dirinya untuk menjadikan kakeknya itu sebagai pahlawan nasional bukanlah mudah, sejumlah rintangan dan proses dihadapi dengan penuh sungguh-sungguh untuk menjadikan nama kakeknya Raden Mattaher yang berjuang dalam memerangi pasukan Belanda mendapatkan penghargaan ditingkat nasional.
“Saya perjuangan datuk saya ini untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, namun untuk jadi Pahlawan Nasional butuh penelitian ahli sejarah, butuh penelitian akademisi, butuh dokumen-dokumen yang mana datuk saya tidak pernah kompromi dengan Belanda,” katanya.
Ia pun meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun untuk membangun monumen sejarah di Desa Kasang Melintang, Kecamatan Pauh, yang merupakan tanah kelahiran pahlawan nasional Raden Mattaher, sebagai bentuk jasa beliau dalam memperjuangkan melawan pasukan Belanda.
“Saya mohon di Kasang Melintang dibuat tanda kehormatan sebagai tanah kelahiran dari datuk saya, Raden Mattaher,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Endang Abdul Naser mengaku sangat bangga atas adanya gelar pahlawan nasional yang merupakan putra kelahiran Kabupaten Sarolangun. Tentu hal itu sangat diharapkan agar jiwa patriotismes dan nasionalisme dari Raden Mattaher dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda di Kabupaten Sarolangun.
“Kami ucapkan selamat datang kepada ahli waris atau cucu pahlawan nasional kita Raden Mattaher, dengan diberinya gelar pahlawan nasional ini tentu kita harapkan agar masyarakat mengenang sejarah beliau yang berjuang melawan Belanda, dan kita Lestarikan serta kobarkan semangat jiwa kepahlawanan diri kita kedepan, “katanya.
Sekda juga meminta agar Disdikbud Sarolangun untuk menindaklanjuti usulan dari ahli waris Raden Mattaher, untuk kiranya membangun sebuah monumen di Desa Kasang Melintang, Kecamatan Pauh. Karena pahlawan nasional dari Jambi itu harus dilestarikan dan diajarkan kepada para genarasi muda.
“Kepada para guru, kepala sekolah, agar menjadikan Raden Mattaher sebagai inspirasi siswa disekolah dengan menanamkan jiwa patriotisme, rela berkorban dan semangat kepahlawanan,” katanya.
Dalam kegiatan itu, Sekda Sarolangun Endang Abdul Naser dan Kadisdikbud Helmi memberikan cinderamata kepada cucu Raden Mattaher, Ratumas Nina dan sebaliknya, Ratumas Nina memberikan gambar datuknya Raden Mattaher yang ditandangi langsung olehnya kepada Pemerintah Kabupaten Sarolangun.
Untuk diketahui, gelar pahlawan nasional dari wilayah Provinsi Jambi itu, karena perjuangan Raden Mattaher yang melakukan pertempuran melawan pasukan belanda dengan penuh kesatria, berani, cerdas, dan pandai mengatur strategi.
Raden Mattaher adalah seorang panglima perang Jambi yang sangat terkenal dan ditakuti oleh Belanda di masa itu. Setelah wafatnya Sultan Thaha Saifuddin pada tahun 1904, komando perlawanan terhadap Belanda di Jambi dilanjutkan oleh Raden Mattaher, yang oleh masyarakat Jambi dikenal sebagai Singo Kumpeh.
Raden Mattaher bin Raden Kusen gelar Pangeran Jayoningrat bin Pangeran Adi bin Raden Mochamad gelar Sultan Mochammad Fachruddin yang lahir di dusun Sekamis, Kasang Melintang Pauh, Air Hitam, Batin VI, Jambi.
Ia lahir tahun 1871 dari pasangan Pangeran Kusin dan Ratumas Esa (Ratumas Tija). Ibunya kelahiran Mentawak, Air Hitam Pauh yang dahulunya adalah daerah tempat berkuasanya Temenggung Merah Mato.
Beliau merupakan cucu Sultan Taha Syaifuddin, pahlawan nasional dari Jambi. Hubungannya adalah ayah Raden Mattaher bernama Pangeran Kusin adalah anak Pangeran Adi, saudara kandung Sultan Taha Syaifudin.
Raden Mattaher gugur dalam pertempuran melawan Belanda di dusun Muaro Jambi, pada hari Jum’at, waktu subuh, tanggal 10 September 1907. Raden Mattaher dimakamkan di komplek pemakaman raja-raja Jambi di tepi Danau Sipin Jambi.(tim)