BATANGHARI – tintanusantara.co.id – Dugaan praktik kotor dalam dunia peradilan kembali mencuat. Sengketa lahan antara masyarakat dengan PT Kaisar Jaya Sumatra (KJS) kini berubah jadi skandal hukum setelah majelis hakim memutuskan tanah kebun turun-temurun warga sebagai “tanah rumah”.
Putusan kontroversial ini membuat warga menjerit. Mereka menilai hakim telah main mata dengan perusahaan dan mengabaikan fakta lapangan.
“Objek sengketa jelas kebun karet, bukan rumah. Bagaimana bisa hakim menyebut rumah? Ini jelas ada permainan. Kalau hukum bisa dipelintir begini, rakyat kecil mau dibawa ke mana?” tegas Remsidawati, warga yang dirugikan.
Remsidawati menuturkan, ia pernah menyerahkan tanah kepada PT KJS dengan perjanjian saling menguntungkan. Namun kenyataannya, ia justru menjadi korban berlapis: dikhianati perjanjian dan kini dipukul putusan.
“Saya korban dua kali. Janji perusahaan melayang, sekarang hakim ikut menindas. Apakah hukum ini hanya untuk orang berduit?” kecamnya.
Situasi kian memanas ketika kericuhan pecah di lapangan. Dalam kejadian itu, Remsidawati sempat pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit. Ia mengalami luka di bagian kaki akibat insiden tersebut.
Kapolres Batanghari bersama Kapolsek Batin XXIV, IPTU Edi Susanto, SH., MH., terjun langsung memimpin pengamanan. Namun warga menilai, kehadiran aparat hanya menjadi tameng, bukan solusi atas kejanggalan putusan.
Sejumlah pengamat hukum menilai keputusan hakim ini mencederai rasa keadilan. “Jika tanah kebun bisa tiba-tiba disulap jadi rumah hanya lewat putusan, itu bukan sekadar salah tafsir. Itu indikasi kuat adanya deal-deal gelap,” kata seorang pengamat hukum yang meminta namanya disamarkan.
Hingga berita ini dirilis, Pengadilan Batanghari memilih bungkam. Sementara itu, Remsidawati bersama suaminya, Ardi, berjanji akan terus melawan hingga ke jalur hukum yang lebih tinggi.
“Ini bukan hanya soal tanah, tapi soal martabat rakyat kecil. Kalau hakim bisa memutarbalikkan fakta seenaknya, rakyat hanya tinggal menunggu giliran jadi korban,” pungkas Ardi dengan nada getir.
(Az*001)