Program Santri-Santriwati Kelas Akhir Ponpes Modren Al-Kinanah Kunjung Tempat Bersejarah

TINTANUSANTARA.CO.ID, JAMBI, -, Dalam rangka perpisahan dengan Santri dan santriwati Ponpes Modren Al-Kinanah yang sudah menyelesaikan pendidikan sebelumnya diwisuda santri dan Santriwati melakukan kunjungan ke beberapa tempat bersejarah dalam rangka menambah ilmu dan wawasan para santri-Santriwati

Pimpinan Pondok Pesantren Modren Al-Kinanah (PPM-Al-Kinanah) bidang Pendidikan H.Hermanto Harun, Lc, MHI, Ph.D, Kepada anak didiknya mengatakan bahwa perjalanan hidup dalam memgembakan ilmu yang sudah di dapat ibarat dunia itu seperti buku, siapa yang tidak menapaki jalannya, berarti ia hanya membaca satu lembar dari jumlah halamannya.

Sebuah ungkapan yang menunjukkan bahwa bersafari menjadi bagain dari belajar dalam menimba pengetahuan. Ada segudang pengetahuan yang masih tersembunyi sehingga dibuka cakrawalanya seketika rihlah berwisata. Sehingga Ibn Bathuthah pernah berujar.

“Perjalanan akan menanggalkanmu dari kelemahan dalam berbicara, kemudian merubahmu menjadi orang yang mampu banyak berkisah.” Ucapnya.

Selain itu Almukarrom, H.Hermanto Harun, Lc, MHI, Ph.D mengatakan bahwa urgensi safari setidaknya dapat dirangkum dalam makna kebahasaan, menyekat jarak dan membuka misteri pengetahuan. Safari akan membuka cakrawala dari asumsi khayali kepada kenyataan. Dari itu, Imam Syafi’i telah menulis beberapa keistimewaan dalam bersafari,

“Relaksasi, membuka jalan rizki, wahana menggali pengetahuan, belajar tentang adab serta menambah persahabatan.” Ujaran Pimpinan Pondok Pesantren Modren Al-Kinanah Putra kelahiran Desa Batu Penyabung Kabupaten Sarolangun, Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Syekh Maulana Qory (IKA-PPSMQ)  Titian Teras Bangko.

Lebih Lanjut dikatakan H.Hermanto Harun, Lc, MHI, Ph.D yang juga pernah menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Syekh Maulana Qory Titian Teras Bangko dibawah asuhan KH. Satar Saleh ini juga telah menyelesaikan jenjang pendidikan di Kairo Mesir mengatakan bahwa membersamai Rihlah Tarbawiyah sebagai rangakaian kegiatan kelas akhir (nihai) para santriwati Pondok Modern Al-Kinanah Jambi. Bagi al-Kinanah, rihlah kelas akhir adalah prosesi terkahir dari program pembinaan para santri-Santriwati sebelum mereka diwisuda dan dinyatakan berhak menyandang gelar alumni PPM Al-Kinanah.

“Pada tahun ini, Rihlah memadukan konsep edukasi, relaksasi dan silaturrahmi.” Ungkapnya.

Dalam rangkaian tersebut rombongan PPM-Al-Kinanah mengunjungi Kampus IPB University Bogor, karena Kampus adalah lumbung tempat tersimpannya benih pengetahuan. Kampus adalah tempat menyamai idealisme para agen of change dimana para penerus bangsa ditempa, baik pergerakan, pemikiran dan pengetahuan. Semua itu tersimbol dalam identitas mahasiswa.

“IPB salah satu kampus yang telah begitu banyak berkontribusi kepada tanah air serta melakukan gerakan reformasi sebagai simbol anti status quo yang sering mengelokkan arah cita bangsa, ” Tuturnya.

” Untuk menambah wawasan anak didik kami mengunjungan tempat-temoat bersejarah diantaranya Tugu Monas, masjid Istiqlal, Meseum Fatahilah di Kota Tua, Taman Mini, serta taziyah ke beberapa pondok pesantren di Jakarta dan sekitarnya, “Tambahnya.

Sebagai Pimpinan dirmya selalu menjalin silaturrahim dengan beberapa Pimpinan Pondok Modern diantaranya Daar El-Qolam Gintung, Kiyai Odhy Rosihudin, yang begitu banyak berbagi pengalaman serta petuah berharga dalam membina lembaga Islam. Selanjutnya mengunjungi Pimpinan Pondok Modern Daarul Muttaqien, I&II di Tangerang, Gus Lailul Qadri & Gus Ainul Haq. Juga mengunjungi Pondok Ummul-Qura al- Islamy pimpinan Kiyai Hilmi Aminudin Lewiliang Bogor.

” Kami dan rombongan juga sowan ke guru yang juga salah satu guru Pimpinan Pengasuhan Pondok Al Multazam, Rumpin Bogor, Kiyai Musa Abd Wahab. Nama terakhir adalah guru, motivator, serta abang yang terhubung talidarah yang telah merantau puluhan tahun ditanah Sunda. ” tuturnya.

Dalam rangak Rihlah kali ini agak istimewa, karena disamping berkunjung ke beberapa tempat tadi, kami dapat shilatul Ilmi, menyambung sanad pengetahuan, dimana hal yang sama dirinya juga pernah ditempa dan digambleng ketika mengais pengetahuan seperempat abad silam di Pondok Modern Darul Muttaqien Cadas.

“Ini Napak tilas perjalanan saya yang mana suasana yang agak berbeda, karena saat ini saya datang membawa para murid untuk duduk bersila di pusaran makam muarabbi Kiyai Syukari dan Kiyai Sonhaji yang pernah membina kepribadian kami para muridnya. Panjat doa untuk mereka semua ilmu pengetahuan yang kami terima menjadi jariyah pahala yang menjadintaman surga di makam mereka.”debutnya.

Lebih lanjut pimpinan PPM-Al-Kinanah mengatakan selain bertaziyah juga ketemu kangen dengan para sahabat yang dulu satu cerita dalam jeruji perjuangan, berbagi kisah yang masih utuh dalam ingatan. Nostalgia pilu mengalirkan buliran air mata, yang saat ini indah untuk dikenang dalam canda keakraban.

Rihlah, berarti berjalan, melangkah mengukir cerita baru dalam simpul harapan, mengeja asa diri dalam setiap huruf kehidupan.

” Rihlah sejati itu adalah perjalanan ke dalam diri sendiri menuju institusi cerminan nurani. Dengan berjalan maka kau akan mengerti sifat dan nilai setiap pribadi. “He who does not travel does not know the value of men.” – Moorish Proverb. (Ist)

Baca Juga

BERITA TERBARU

Trend Minggu ini