Tintanusantara,Sarolangun,Jambi-Studi tiru atau studi banding untuk peningkatan kapasitas BPD se Kabupaten Sarolangun kisruh dan berpolemik.
Hal ini disampaikan oleh Ketua panitia pelaksana, keberangkatan study tiru BPD Kabupaten Sarolangun m Arham mengungkapkan bahwa penetapan tanggal pemberangkatan yang telah ditetapkan pada tangggal 22 juli 2024 mungkin akan mundur karena permasalahan travel yang telah di kuasai oleh apdesi (asosiasi pemerintahan desa) Kabupaten Sarolangun yang telah menyatakan kontrak dengan salah satu travel, yg mengherankan lagi hal ini di bicarakan di depan bapak Kepala Dinas PMD Kab Sarolangun dan pengurus panitia keberangkatan lainnya seperti ISKANDAR KARIM Selaku Waka panitia pelaksana dan saudara YAHYA sekretaris Panita pelaksana dan Pak USMAN Bendahara panitia pelaksana pertemuan ini juga dihadiri saudara NASIRIN selaku KORCAM Kec Pelawan,Ketua APDESI kab Sarolangun mengatakan bahwa untuk studi tiru kepala desa BPD dan PKK tahun 2024 ini diarahkan ke satu travel sedangkan para forum BPD tidak mengetahui hal sebelumnya.
Studi tiru BPD Kabupaten Sarolangun dianggarkan dengan dana 5 juta dari dana BKBK provinsi jambi pada tahun 2024 ini.
Anggaran tersebut pada dasar tidak cukup untuk digunakan melakukan studi tiru atau bintek tujuan Jogja sebagaimana yang telah disepakati oleh musyawarah pabpdsi Kabupaten Sarolangun beberapa bulan yang lalu.tapi demi untuk mencari ilmu atau pengetahuan tentang desa kabupaten lain dan provinsi lain terpaksa dicukupi dan akan dicari tambahnya untuk menutupi kekurangannya..
Menurut Arham selaku ketua panitia pelaksana Kesenjangan dana bimtek dan studi tiru antara BPD dan kepala desa di Kabupaten Sarolangun sangat Timpang sekali karna kepala desa dianggarkan 10 juta untuk studi tiru ke Bali sedangkan BPD hanya dianggarkan 5 juta rupiah.dengan dana minim 5jt itu pun pihak APDESI yg harus mengambil penentuan tentang pihak Travel… sementara dalam Juknis harus di sewakelola….ada apa pihak APDESI ini timpa Arham..sambil mengakhiri perbincangan pendek(Tim)