Berani Menyikap Tabir

Kadis Dikbud Luncurkan Gerakan Literasi Sekolah di SMPN 2 Sarolangun

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Sarolangun Luncurkan Gerakan Literasi Sekolah di SMPN 2 Sarolangun

TINTANUSANTARA.CO.ID,SAROLANGUN– Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarolangun, Helmi, SH., MH., meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah di SMPN 2 Sarolangun, Senin, (17/1). Peluncuran tersebut dilakukan secara simbolis membaca bersama sebagai bahan awal kegiatan literasi. Gerakan Literasi Sekolah dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Permendikbud tersebut adalah sebuah upaya untuk menumbuhkan budi pekerti anak.

“Saya senang dengan inisiatif dari seluruh warga SMPN 2 Sarolangun yang mengembangkan literasi sekolah ini, membangun dua saung untuk membaca, suasananya membuat betah membaca buku,” katanya.

Kepala Bidang PMPTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Sarolangun, Hj. Dian Sri Hayati, SP, M.Si mengatakan, Gerakan Literasi Sekolah ini bertujuan membiasakan dan memotivasi siswa untuk mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti.

“Harapan kami tentu saja, dalam jangka panjang, diharapkan dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan literasi, membaca dan menulis,” ujarnya.

Karenanya, buku-buku yang dibagikan untuk sekolah dalam Gerakan Literasi Sekolah ini adalah buku-buku yang dapat menumbuhkan budi pekerti.

Buku yang dijadikan acuan sebagai bahan literasi di sekolah di antaranya buku cerita atau dongeng lokal sesuai dengan usia siswa, termasuk buku-buku yang menginspirasi seperti biografi tokoh lokal dan biografi anak bangsa yang berprestasi, juga buku-buku sejarah yang membentuk semangat kebangsaan atau cinta tanah air.

“Program Gerakan Literasi Sekolah cocok dan sejalan dengan Program PINTAR Tanoto Foundation, para guru juga terbantu dengan adanya materi program budaya baca yang dilatihkan Tanoto Foundation,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 2 Sarolangun, Abridar HB.S.Pd.M.M mengatakan, kegiatan literasi yang dikembangkan tidak hanya membaca.

“Namun dilengkapi dengan kegiatan menulis yang harus dilandasi dengan keterampilan atau kiat untuk meringkas, memodifikasi, menceritakan kembali, sehingga melatih siswa menjadi penulis buku nantinya,” pungkasnya.(tn1)