
PANTAI LABU – tintanusantara.co.id – Kepala Dinas Pertanian Deliserdang, Elinasari Nasution, SP, MM melalui, Kabid Tanaman Pangan, Abdul Latif Saragih, SP, MSi, mengusulkan agar antara petani dengan peternak bergandeng tangan mencari solusi dalam menyikapi tingginya harga dan kelangkaan jagung di pasaran. Dinas Pertanian Deliserdang siap mengkordinasikan dengan para petani di Deliserdang.
Hal itu disampaikannya saat menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Penguatan Akses Jagung Untuk Stabilisasi Harga Jagung dan Telur serta Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara” yang berlangsung pada, Senin (24/11) di Gedung Yayasan Nava Dhamasekha. “Untuk mengatasi tingginya harga jagung dan pasokan harus ada kesepakatan antara petani dengan peternak petelur. Kedua belah pihak harus bergandeng tangan mencari win-win solution. Dinas Pertanian Deliserdang siap menjembatani dengan para petani di Deliserdang,”jelasnya.

Hadir sebagai Narasumber dalam FGD tersebut diantaranya, Fungsional Pengawas Bibit Ternak Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumatera Utara, Ir, Arsat Indarto, S.Pt, MP, Manager Pengadaan Kanwil Perum Bulog Sumatera Utara, Rusli, SE, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang, Refli Sofyan Siregar, S.Pt.,M.Pt dan Staf Ahli (DPMPTSP) Kabupaten Deliserdang, Retni Triodari Lestari, S.AP.
Manager Pengadaan Kanwil Perum Bulog Sumut, Rusli, SE dalam penjelasannya menyampaikan, luas dan hasil panen jagung di Sumut tiap tahun mengalami penurunan. Dan kondisi saat ini, masih banyak jagung dari luar Sumut yang memenuhi kebutuhan pasokan jagung di Sumut. “Dari target 80 ribu ton jagung di Sumut, yang diserap hanya sekitar 2.000an ton saja,”jelasnya.
Untuk itu, penyaluran jagung SPHP diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak bagi para peternak di Sumut. Namun, proses pengajuan jagung SPHP berjenjang.
Sementara, Fungsional Pengawas Bibit Ternak Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumatera Utara, Ir, Arsat Indarto, S.Pt menyampaikan, untuk penyaluran jagung SPHP Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut sebagai koordinator yang mendata penyaluran jagung tersebut. Namun, semua harus melalui pengajuan secara berjenjang. “Kalau mau ada pengajuan kami siap membantu,”jelasnya.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang, Refli Sofyan Siregar, S.Pt.,M.Pt dalam pemaparannya mengatakan, kurangnya pasokan jagung menjadi pemicu inflasi di Deliserdang. Salah satu penyumbang inflasi di Sumut telur. Inflasi kedua daging ayam boiler.
Pengurus Perhimpunan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Sumut, drh, Hasan Al Aslam mengatakan, tingginya harga jagung yang berkisar Rp 7.700 sampai Rp 7.800 perkilo. Apabila harga jagung terus tinggi, para peternak akan mengurangi nilai masuk ayam. Saat mengurangi masuknya ayam akan berdampak terhadap berkurangnya ketersediaan telur. Sedangkan saat ini permintaan telur cukup tinggi dengan adanya program MBG dan bencana Sumatera. “Jika hal ini tidak jadi perhatian akan berdampak terhadap harga telur yang tak terkendali di pasaran nantinya,”ungkapnya.
Harapannya, pemerintah dapat membantu para peternak petelur melalui penyaluran jagung SPHP. Untuk mendapatkan jagung SPHP ada beberapa persyaratan secara berjenjang. Dan yang sudah tersalurkan dirasa belum mencukupi untuk kebutuhan peternak petelur di Sumut. Untuk Sumut kalau biasa disalurkan sekitar 10 ribu ton.
Sedangkan Ketua Asosiasi Peternak Unggas Sejahtera (ASPEGASS) Kabupaten Deliserdang, Seng Guan menambahkan, selain harga yang tinggi ketersediaan jagung untuk pakan ternak masih belum mencukupi. Kondisi ini sangat mempengaruhi keberlangsungan peternak petelur di Deliserdang khususnya di kawasan Pantai Labu. Harapannya ada solusi dari semua pihak agar mencari jalan keluar. Jangan sampai jagung ini menjadi kendala bagi keberlangsungan peternak. Jangan sampai para peternak kesulitan memenuhi kebutuhan pasokan jagung pakan ternak. “Program penyaluran jagung SPHP memang sangat membantu tapi dampaknya masih kecil. Karena masih banyak peternak kita yang belum tersalurkan jagung SPHP ini,”ungkapnya.
Secara khusus, FGD ini dimaksudkan untuk, memperkuat akses peternak unggas terhadap kebutuhan bahan dasar pakan ternak dari produksi jagung yang berkelanjutan, terjangkau, dan tepat sasaran, baik melalui produksi lokal maupun dukungan penyaluran jagung Pemerintah. Mendorong stabilisasi harga jagung pakan dan telur ayam melalui koordinasi kebijakan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN Pangan, dan asosiasi peternak.
Mengidentifikasi hambatan struktural di sektor hulu hingga hilir, termasuk produksi jagung, tata niaga, distribusi, dan pola serapan oleh peternak mandiri. Menyusun rekomendasi strategis sebagai masukan bagi pemerintah daerah Sumatera Utara dalam rangka pengendalian inflasi pangan berbasis komoditas unggas. Mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di sektor pertanian jagung, peternakan mandiri, UMKM pakan, dan sentra produksi jagung di Kabupaten Deliserdang dan wilayah Sumatera Utara.
(Riz-tim)

