Libur Nataru 2025: Kapolda Jabar Tinjau Kepadatan Puncak dan Apresiasi Inovasi Polres Bogor

 

Bogor – Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol. Rudi Setiawan, meninjau langsung perkembangan arus lalu lintas di kawasan wisata Puncak, Bogor, pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru (Nataru) 2026, Jumat (26/12/2025). Irjen Pol. Rudi Setiawan menyebut terjadi peningkatan volume kendaraan yang sangat signifikan sejak awal periode libur.

 

Didampingi Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto dan Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo, Kapolda Jabar memantau situasi melalui Traffic Management Center (TMC) di Pospol Hoegeng, Simpang Gadog. Berdasarkan data CCTV real-time, arus kendaraan menuju Puncak terus melonjak ribuan unit setiap jamnya.

 

“Tadi sudah dipaparkan oleh Kapolres Bogor, sejak 20 Desember hingga sekarang terjadi peningkatan luar biasa. Hari ini saja hingga pukul 11.00 WIB, tercatat kurang lebih 15.000 kendaraan telah masuk ke jalur Puncak,” ujar Irjen Rudi Setiawan.

 

Selain Puncak, Kapolda Jabar juga memantau jalur perbatasan Bogor-Sukabumi melalui udara. Meski arus di dalam tol terpantau lancar, titik kepadatan ditemukan di sekitar Pasar Cibadak akibat aktivitas angkutan kota (angkot).

 

“Di pintu Tol Parungkuda belum ada kemacetan signifikan. Namun, sekitar satu kilometer setelahnya, tepatnya di Pasar Cibadak, terjadi kepadatan karena angkot yang mengetem dan menurunkan penumpang sembarangan. Saya sudah instruksikan jajaran Satlantas untuk segera melakukan penindakan dan imbauan,” tegasnya.

 

Irjen Pol. Rudi Setiawan menambahkan pemantauan juga di kawasan perbatasan Bogor dan Sukabumi. Menurut dia, belum terjadi peningkatan arus di dalam tol, namun kemacetan terjadi akibat angkot berhenti sembarangan di jalur utama Bogor-Sukabumi.

 

Sebagai langkah antisipasi kemacetan, Kapolda Jabar mengapresiasi inovasi Polres Bogor yang memberdayakan para joki jalur alternatif menjadi Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas). Langkah ini diambil untuk mencegah kesemrawutan akibat kendaraan yang diarahkan masuk ke jalur sempit secara tidak teratur.

 

“Ini ide kreatif. Sebelumnya, keberadaan joki seringkali menambah beban kerja petugas karena memicu titik pertemuan arus (crossing). Sekarang, mereka dijadikan sukarelawan resmi yang membantu mengatur lalin tanpa mementingkan imbalan dari pengendara. Kami juga memberikan insentif kepada mereka,” pungkas Irjen Rudi Setiawan.

Baca Juga

BERITA TERBARU

Trend Minggu ini