Pekerjaan jalan Setapak dan Sumur Bor, Proyek DD 2021 Pulau Layang Terbengkalai

Kiri : Jalan Setapak, Kanan : Sumur Bor

TINTANUSANTARA.CO.ID, MERANGIN – Pembangunan jalan Setapak dan Sumur Bor Desa Pulau Layang, Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin yang bersumber dari Anggaran Dana Desa (DD) anggaran tahun 2021 diduga dikerjakan asal jadi dan tanpa dilengkapi plang proyek, sehingga tidak sesuai dengan yang diharapkan masyarakat Desa Pulau Layang.

Berdasarkan Informasi dari Masyarakat Pulau Layang dilokasi kegiatan pelaksanaan pembangunan jalan Setapak yang sekaligus pekerja, terlihat , ada kejanggalan dalam pengerjaan jalan Setapak cor semen tersebut kejanggalan yang harus dievaluasi beberapa pihak termasuk tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Dana Desa (DD) Kecamatan Batang Masumai, Inspektorat Kabupaten Merangin.

Kenapa tidak menurut warga sekitar lokasi proyek baik jalan Setapak maupun sumur Bor pemerintah Desa Pulau Layang tidak ada transparansi dalam menggunakan anggaran desa, dalam pengerjaan proyek Dana Desa selain tidak nampaknya plang kegiatan yang diduga sengaja dilakukan pihak pelaksana, agar besaran anggaran dan sumber anggaran pelaksanaan jalan tersebut tidak diketahui oleh masyarakat.

“Dak jelas berapa anggaran jalan Setapak ini oleh kami masyarakat, karena gak ada papan merek nya, mungkin pihak panitia dan Kades sengaja biar kami masyarakat tidak tau,” ungkap warga di lokasi proyek yang meminta nama nya tidak ditulis media ini

Hal yang sama juga di unggkap oleh warga sekitar proyek pembuatan sumur bor, menurutnya banyak kejanggalan pihak panitia Desa menyebutkan kedalam sumur bor lebih dari 50 meter.

“Ini sumur bor tidak jugo selesai, ntah berapo anggaran nyo kato Kades kedalam sumur bor lebih dari 30 meter, tapi aku nengok tukang itu bekerja ngebor cuma 3 batang pralon panjang 4 meter yang masuk dan air nya keruh, dak mungkin puluhan meter kedalaman,” ujar nya.

Pernyataan pekerja jalan Setapak Selain itu, sewaktu pengerjaan awal, sampai saat ini semua bahan baku di kelola oleh Bendahara Desa, terutama semen dan sertu,karena pekerjaan jalan Setapak diatas tanah lembut (rawa).

“Kami kan kerja sementara pasir itu yang beli bendahara Desa adik nya Kades, mereka gak percaya kalau kami yang belanja ini lokasi nya rawa sementara nya dibatas man daya tahan dari kualitas jalan bisa tahan ini dibangun memakai uang Negara kami tidak akan tahan lama.” keluhnya.

Menurut salah seorang pekerja jalan tersebut kepada media ini juga mengatakan, jalan Setapak volumenya tinggi 15cm, lebar 120 cm nya sekita 200 meter, tapi dirinya juga menduga bahwa proyek tersebut sudah pencairan seratus persen di akhir tahun 2021 lalu.

“Kami hanya mengetahui volumenya saja, terkait sumber anggaran jelas Anggaran ADD tapi lama pekerjaan, tidak saya tidak karena plang proyek tidak ada,besar kemungkinan ini sudah termen seratus pada Desember 2021 lalu,ini saja cuma di antar semen dua sak,” keluh nya

Ditempat terpisah salah seorang warga setempat mengeluhkan kebijkan kepala desa dan staf dirinya mengatakan, anggaran yang di pakai untuk membangun jalan tersebut adalah anggaran dari pemerintah, tentunya bukan uang pribadi Kepala Desa.

“Saya pribadi hanya masyarakat biasa, apabila saya melakukan protes tentunya tidak akan pernah di dengar, sudah tugas dan pungsi aparat pemerintah di atas Kepala Desa untuk memeriksa kinerja pengelola anggaran yang diperuntukan bagi kesejahteraan masyarakat di Desa,,tapi bukan nyari untuk ini masak iya sementara satu dua saka sepaku dua kilo yang beli juga Bendahara desa,” kesalnya.

Sampai berita ini dirilis Happas Kepala Desa Pulau Layang, belum dikonfirmas saat dijumpai di Kantornya, sedang tidak ada ditempat, begitupun pada saat dihubungi lewat telepon selularnya tidak aktif. (uji)

Baca Juga

BERITA TERBARU

Trend Minggu ini