TINTANUSANTARA.CO.ID, SAROLANGUN – Banyaknya keluhan dan tanda tanya di tengah masyarakat Batang Asai perihal masalah penerima Program Keluarga Harapan (PKH), baik itu masalah nama penerima yang sudah terhapus dalam data penerima sedangkan kartu PKH masih di kantongi warga yang menerimanya, dan ada juga terkait data penerima yang di input oleh pendamping PKH (Irwan) tanpa melalui proses komunikasi dengan pihak pemerintah desa yang ada di Batang Asai, Minggu 17 April 2022.
Hal ini di ungkapkan oleh dua kades di Batang Asai yakni Kades Kalimau Husni dan Kades Kasiro Juni Mardian.
Kades Kalimau Husni mengatakan bahwa tugas yang di emban Irwan sebagai pendamping PKH ini terkesan lamban dalam menyikapi dan melayani keluhan warga di desanya yang sebagai penerima bantuan PKH.
“Iya ada sekitar 20 orang warga saya yang punya kartu PKH, namun tak pernah lagi mendapatkan bantuan tersebut, setelah mendengarkan keluhan dari warga saya, saya berusaha mengkonfirmasi hal ini kepada Irwan pendamping PKH, dan sudah saya sampaikan kepada beliau terkait keluhan warga saya, namun sampai saat ini tidak ada tindak lanjut dan solusi dari Irwan,” tutur Husni.
“Tentunya ini sangat kami sayangkan, karena seharusnya pendamping PKH (Irwan) cepat tanggap dalam menindak lanjuti keluhan warga kami ini, agar ada titik terang terkait status penerima bantuan PKH ini, kami pihak pemdes tidak tahu apa alasannya kenapa warga kami yang masih mengantongi kartu PKH ini tapi tidak mendapatkan bantuan itu lagi,” ujar Husni.
“Kami berharap hal ini bisa di selesaikan oleh para pengurus PKH, demi meringankan beban ekonomi warga,” tutup Husni.
Kades Kasiro Juni Mardian juga angkat bicara terkait kinerja pendamping PKH Batang Asai (Irwan), karena dalam proses penginputan data dan menetapkan penerima PKH ini pendamping PKH tidak berkoordinasi dulu dengan pihak pemdes setempat, akhirnya terjadi tumpang tindih dalam pemberian bantuan kepada kepada warga.
“Saya menilai kinerja pendamping PKH ini terkesan asal asalan, karena data warga kami yang menerima PKH tidak di beritahukan ke kami pemerintah desa, tentu kami tidak tahu siapa saja warga kami yang mendapatkan bantuan PKH tersebut,” ungkap Juni.
“Kemaren (Sabtu, 16 April 2022) ada warga kami yang baru menerima bantuan BST dan saya mendapatkan kabar tadi malam warga yang mendapatkan BST ini juga menerima bantuan PKH, tentu dalam pemberian bantuan ini sudah terjadi tumpang tindih, dan akan menjadi polemik di tengah masyarakat,” ujarnya.
“Kami harap hal ini harus secepatnya di tuntaskan, agar masyarakat tidak ber praduga kepada kami pihak pemerintah desa, dan kami harap pendamping PKH Batang Asai harus berkoordinasi terlebih dahulu kepada kami, agar kedepannya saling singkron, dan tidak terjadi lagi tumpang tindih dalam pembagian bantuan bantuan lainnya,” tutup Juni. (zul)