TINTANUSANTARA.CO.ID, SAROLANGUN – Penyandang nilai tertinggi test Computer Assisted Test (CAT) perekrutan panitia pemungutan suara (PPS) asal Desa Pulau Buayo, Kecamatan Bathin VIII, Sayidatullaili, mempertanyakan bobot skorsing untuk 1 soal dalam test wawancara.
Menurutnya, jika hasil test wawancara menjadi patokan kelulusan, maka seharusnya peserta diberitahu berapa bobot 1 soal dalam test wawancara yang sudah berlangsung.
“Jika bobotnya lebih besar dari hasil CAT maka seharusnya hasil test wawancara juga diumumkan seperti hasil test CAT sebelumnya. Jadi peserta bisa menilai kemampuan masing-masing peserta dan membanding antara peserta yang lulus dengan yang tidak lulus,” katanya.
Jika ini tidak dilakukan, lanjutnya, ini pasti akan menuai pertanyaan sejumlah masyarakat Kabupaten Sarolangun terutama peserta yang tidak lulus yang hasil tertinggi seperti dirinya.
“Ini saya alami langsung. Pada saat hasil tes tertulis, saya meraih nilai tertinggi. Tapi, kok aneh pada hasil tes wawancara bisa rendah. Sedangkan, peserta lainnya yang meraih nilai terendah justru naik urutannya,” terangnya, Minggu (22/01/2023).
Sayidatullaili juga mengatakan, semua pertanyaan yang dilontarkan pada saat tes wawancara beberapa hari yang lalu hampir sama dengan peserta lainnya.
“Saya berkeyakinan semua pertanyaan dalam tes wawancara bisa dijawab dengan benar. Berapa besar sih skorsing nilai wawancara untuk 1 soal, sehingga nilai terendah saat CAT bisa mengalahkan nilai tertinggi CAT. Seharusnya kalo bertahap dijumlahkan dong nilai CAT sama nilai wawancara baru bisa lihat hasil yang sebenarnya,” katanya menambahkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sayidatullaili, merupakan salah satu peserta rekrutmen PPS asal Pulau Buayo, Kecamatan Bathin VIII. hasil Computer Assisted Test (CAT) dirinya mendapatkan nilai tes tertinggi yaitu 84 dan menjawab semua pertanyaan wawancara. Tapi setelah hasil tes selesi diumumkan justru peserta yang nilainya terendah yang dinyatakan lulus.
Sementara itu, media ini kembali mencoba menghubungi ketua KPU Kabupaten Sarolangun, M Fakhri. tapi saat dihubungi via WhatsApps (WA) belum memberikan penjelasan pertanyaan yang dikirim via WA.
Menurut sumber terpercaya, Ketua KPU Sarolangun tersebut dalam kondisi sakit. Untuk itu, media ini mencoba melakukan konfirmasi kepada salah satu komisioner KPU lainnya. Namun belum juga mendapatkan balasan. (Rayan)