Berani Menyikap Tabir

Polisi Didesak Menahan Predator Anak di Sarolangun

Wadir Ditreskrimum Polda Jambi Dadan Wira Laksana menunjukkan simbol perlawanan bersama peserta demo

TINTANUSANTARA, JAMBI – Ratusan orang yang didominasi ibu-ibu menggelar aksi unjuk rasa di Mapolda Jambi, Kamis (9/1/2020). Mereka menuntut pelaku kekerasan seksual di Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun segera ditahan.

Anjaromani, Koordinator aksi mengatakan, tersangka kekerasan terhadap bocah sembilan tahun, Toi Palas (58), sempat ditahan oleh penyidik Polres Sarolangun pada 11 Oktober 2019 dan ditangguhkan penahanannya pada 12 Oktober 2019.

“Kedatangan kami ke sini untuk meminta Polda Jambi menahan kembali tersangka Toi Palas,” katanya ditemui di Mapolda Jambi.

Dia juga mendesak Polda Jambi memeriksa penyidik Polres Sarolangun karena tak kunjung menuntaskan penyidikan kasus ini hingga ke pengadilan, jika ditemukan pelanggaran agar diberikan sangsi tegas.

“Tidak hanya lamban, dalam proses penyidikan, penyidik juga bertindak diskriminatif dengan menunjuk ibu korban memerankan pelaku dalam beberapa kali rekonstruksi, sementara pelaku sebenarnya dibiarkan bebas berkeliaran,” katanya.

Ibu-ibu peserta demo menuntut penahanan tersangka pelecehan seksual anak di Mapolda Jambi

Sementara ibu korban, Intan mengatakan, tersangka Toi telah enam kali melakukan kekerasan seksual terhadap anaknya dibawah ancaman. Aksi pelecehan diketahui pertama kali, Rabu 9 Oktober 2019 dan langsung melapor ke Polsek Mandiangin.

“Karena kasus ini masuk dalan perlindungan anak, maka pada 11 Oktober kasus ini dilimpahkan ke Polres Sarolangun bersama tersangka yang sudah di tangkap. Setelah sehari ditahan kami dapat kabar tersangka ditangguhkan penahanannya,” katanya.

Proses hukum yang berbelit-belit sejak melapor ke Polsek Mandiangin hingga Polres Sarolangun, membuat Intan dan keluarga yang tergolong keluarga tidak mampu jenuh dan terganggu secara psikologis.

Lalu Intan, menggalang bantuan dari penggiat sosial di Jambi atas kasus yang dialami anaknya hingga tercetus ide untuk melakukan aksi unju rasa di Mapolda Jambi. (ary)