TINTANUSANTARA.CO.ID, SAROLANGUN – Kinerja Kepala Puskesmas Batang Asai dan jajaranya harus dievaluasi. Pasalnya, mereka diduga sering lalai dalam mengemban amanat memberikan pelayanan di wilayah pelosok kabupaten Sarolangun ini.
Pantauan media ini, pada tanggal 25 September 2021 sekira pukul 18.30 wib, ada warga Desa Muara Cuban mau berobat di Puskesmas Batang Asai tetapi posisi pukesmas kosong melompong tidak ada perawat jaga di IGD Pukesmas Batang Asai, sehingga pasien tersebut beralih berobat di bidan umum pasar gerabak.
Sekira pukul 19.00 wib ada masyarakat lagi sakit mau berobat di Puskesmas Batang Asai, berasal dari Desa Muara Cuban, tetapi tetap juga menemukan pukesmas kosong melompong, tidak satu perawat pun yang jaga.
Setela sekitar 30 menit terlantar diluar fasilitas kesehatan milik Pemkab Sarolangun dibawah kepemimpinan Bupati Cek Endra ini, akhirnya keluarga calon pasien berinisiatif menggedor rumah dinas yang ada di Puskesmas, keluar lah satu perawat.
“Waktu kami tanya dia menjawab bukan perawat piket malam itu, yang piket tidak datang ada dirumahnya,” ungkap keluarga calon pasien kepada media ini.
“Terus kami tanya tugas dia di Puskesmas dia menjawab hanya bagian Apoteker katanya, terus ada satu ibu-ibu dari rumah dinas satu nya, minta pada apoteker tersebut membuat di group ada orang mau berobat,” kata keluarga pasien.
Tak puas dengan kondisi yang ada, salah seorang kerabat calon pasien mencoba menghubungi kapus nya Pak Darimi tetapi nomor hp saya di riject, seolah kepala puskesmas tidak mau di ganggu.
“Akhirnya saya menghubungi kepala dinas kesehatan untuk menghubungi kapus nya, 20 menit saya telah menghubungi Kepala Dinas Kesehatan baru lah ada perawat jaga dan dokter nya datang,” ungkap keluarga pasien.
Menanggapi ini Julius, SE ketum LSM Forcin sangat menyayangkan kejadian ini, dia mengungkapkan dari kejadian ini, saya minta dengan tegas kepada pak bupati Sarolangun dan Kepala Dinas Kesehatan untuk tindak tegas, pencopotan kepada kepala kapus dan perawat nya di Puskesmas Batang Asai.
“Jika tidak mau bekerja dengan baik dan ikhlas mending di copot saja, kita tahu sekarang ini tenaga medis di utamakan, dan semua anggaran di potong sekian persen untuk pembiayaan pembelian obat dan pembiayaan para medis,” katanya.
Disisi lain, masih kata Julius, saya akan membuat laporan resmi ke penegak hukum Sarolangun terkait penggunaan dana rutin Pukesmas Batang Asai, diduga kerja tidak maksimal sehingga rawan pencairan dana fiktif.
“Kejadian sudah sering terjadi begini, khusus bagi kami masyarakat warga Sungai Pinang, di karena kan kamu tidak mengenal kepala kapus dan perawat di Puskesmas tersebut,” katanya. (Tim)