Berani Menyikap Tabir

Dana Ratusan Juta Proyek BKSDA Diduga Jadi Ladang Korupsi

TINTANUSANTARA.CO.ID, SAROLANGUN – Fakta baru terungkap terkait soal proyek yang dikelola pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bagian wilayah barat yang berkantor di Kabupaten Merangin diduga menjadi ladang korupsi secara berjamaah para oknum petugas dan para pengurus program tersebut.

Fakta baru mulai terungkap terkait benang kusut dan potret buram soal proyek yang dilakukan pihak BKSDA. Hal ini disampaikan ketua kelompok yang di bina dan menjadi mitra BKSDA yang merupakan Warga Guruh Baru, menurut mereka program yang dijalankan itu bukan reboisasi tetapi kelompok kerja yang dibantu dengan anggaran dana 35 juta dari BKSDA untuk kelompok saya, kegiatan itu telah kami jalani selain kelompok kami dari Desa Guruh Baru satu kelompok lagi dari Desa Petiduran Baru namun saya lupa siapa Nama Ketuanya sebut Nur Soleh .

Lebih lanjut dipaparkan Nur Soleh untuk kelompok dari Desa Petiduran mereka lebih besar mendapatkan bantuan yaitu sebesar 50 juta, dana tersebut untuk pembelian bibit Gaharu dan bibit Gambir, saat ini kita tidak tahu di mana mereka tanam bibit tersebut, kalau kegiatan proyek yang ada itu murni dilaksanakan pihak BKSDA berkerja sama dengan salah satu organisasi (NGO). Dana yang digunakan itu adalah satu rangkaian dengan pemeliharaan Taman Nasional Kerinci Seblat namun kegiatan ini dilakukan di hutan Bulian kawasan Durian Luncuk Satu ujar Nur Soleh pada awak media saat ditemui diruang kerjanya.

Sebelumnya untuk kegiatan ini adalah salah satu bentuk program kerja dari pihak BKSDA dengan warga sekitar di antara Tenaga relawan peduli API serta hal lainnya akan dijadikan tempat agrobisnis, tempat Wisata dan tempat bumi perkemahan.

“Ada dana kelompok terpisah kita tidak tahu apa saja yang dikerjakan kita tidak paham yang jelas ada 100 juta dan juga soal lahan yang salah garap bukan yang kita usulkan tapi murni kesalahan yang dilakukan oleh pihak BKSDA,” pungkasnya.

Dari apa yang disampaikan pihak yang ada dalam program tersebut sangat berbeda situasinya mulai dari angota kelompok dan keterangan Nur Soleh dapat di pastikan ada yang janggal dengan apa yang dilakukan pihak BKSDA wilayah barat  karena ratusan juta uang negara tidak jelas ke mana digunakan.

Sementara saat ini di lapangan atau lokasi tempat tersebut hanyalah hutan semoga pihak terkait terutama pihak balai harus meninjau ke lokasi terkait soal realisasi anggaran dan persentase hasil volume pekerjaan yang ada dan juga pihak APH di Kabupaten Sarolangun harus turun dan menelusuri program yang di duga syarat dengan indikasi korupsi ini. (tim)