TINTANUSANTARA.CO.ID, SUNGAIPENUH – Ferry Satria, ST anggota DPRD Kota Sungai Penuh mengendus dugaan korupsi anggaran untuk pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-51 tingkat Provinsi Jambi di Kota Sungai Penuh.
Dana yang dianggarkan Pemkot Sungai Penuh sebesar Rp 10 Milliar, masing – masing dari APBD Murni sebesar Rp. 6 Milyar dan ditambah melalui APBDP Tahun 2022 sebesar Rp. 4 Milyar, dinilainya tidak sesuai dengan kenyataan yang telah dilaksanakan. Anggaran tersebut tersebar pada sejumlah SKPD.
“Pada Bulan Januari – Februari tahun 2023 mendatang akan ada LKPD, nanti disana akan kita pertanyakan masalah anggaran pelaksanaan MTQ ini. Kami akan pertanyakan semua pengunaan anggarannya,” ujar Ferry Satria yang juga ketua DPD PKS Kota Sungai Penuh.
“Untuk pelaksanaan mungkin sudah sukses, namun terkait dengan anggaran kita sangat kecewa dan tidak puas, masa dengan anggaran sebesar itu pelaksanaan cuma seperti itu, tidak ada yang spesial atau yang waww pelaksanaan MTQ ini,” ujarnya.
Politisi PKS Kota Sungai Penuh ini juga terkejut dengan sewa atau kontrak dengan EO untuk pelaksanaan MTQ yang sampai dengan 2,1 Milliar.
“Saya bilang mereka ingin membeli alat-alat tersebut, ternyata cuma disewakan. jika anggaran sebesar itu mereka (Pemkot) bisa membeli semua barang,” terangnya
Dirinya membandingkan pelaksanaan MTQ di daerah lainnya, kata dia, didaerah lain setelah selesai pelaksanaan MTQ ada berupa aset yang dimiliki oleh daerah.
“Kita bandingkan dengan daerah lain, setiap event ado bekas pembangunannya, namun di Sungai Penuh tidak ada sama sekali, jadi anggaran 10 Milliar cuma jadi angin,” sebutnya.
“Kita tidak abis pikir dengan anggaran cukup besar ini, pelaksanaan demikian. Jadi kemana dana yang besar ini,” tanya Ferry.
Anak mantan Bupati Kerinci dua periode, Fauzi Siin ini menyayangkaan sekali pemkot Sungaipenuh melakukan penyewaan dan bukan membeli semua peralatan. Padahal, dirinya menilai anggaran sebesar Rp. 2,1 milyar untuk Even Organizer tersebut cukup untuk dilakukan pembelian.
“Mengapa Pemkot Sungai Penuh tidak membeli tenda dan panggung, jika mereka membeli otomatis untuk kegiatan seperti Pekan Harmoni dan event lainya nanti mereka bisa pakai tenda dan panggung tersebut dan bisa menjadi aset Pemkot,” jelasnya.
Selain itu, Ketua DPD PKS Kota Sungai Penuh ini juga menyoroti pekerjaan rehab tribun eks lapangan Pemda Kerinci yang dijadikan arena utama MTQ ke-51 tingkat Provinsi Jambi. ia menilai bahwa pekerjaan rehab tersebut tidak selesai dan asal jadi.
“Kita sudah cek kelokasi, kita melihat pekerjaan tidak selesai, untuk pemasangan keramik tidak selesai, cuma flapon yang dipasang, sedangkan tiang mengunakan tiang lama dan di cat baru, ini memang tidak beres,” ungkapnya.
Sementara itu – kondisi terkini lapangan arena ek MTQ – 51 tingkat provinsi Jambi kondisinya dalam keadaan miris seperti kubangan.
Lapangan tersebut berlokasi dipusat perkantoran OPD Kota Sungaipenuh, Desa Koto Renah, Kecamatan Pesisir Bukit.
Sebelum dijadikan sebagai lokasi MTQ, rumput gajah mini terlihat terhampar menghijau menyelimuti hampir seluruh lapangan.
Sebelumnya, lapangan ek kantor Bupati Kerinci tersebut biasa digunakan untuk upacara kenegaraan sekaligus dimanfaatkan masyarakat setempat untuk bermain sepak bola.
Kondisi terkini paska pelaksanaan MTQ, kondisi lapangan tidak terurus dengan sampah berserakan didalam lapangan. Tingginya curah hujan, kondisi lapangan becek dan sudah menjadi.
Rumput yang dibabat habis, semestinya harus ditanam kembali. Sebab, dalam pekerjaan fisik arena MTQ yang dikerjakan oleh CV. Rajawali senilai Rp. 881 juta tersebut terdapat pekerjaan penanaman rumput gajah mini seluas 7500 M2 termasuk pemeliharaannya selama 6 bulan.
Penulis: Wardizal